Pernahkah kalian membaca media informasi yang memberitakan kasus guru SDN di sebuah sekolah di Malang menghukum kedua muridnya dengan membuat lingkaran api sambil sebelumnya kedua murid yang dihukum itu disiram bensin?
Melihat kejadian itu apa hati kita tidak tergugah? Betapa rusaknya pendidikan saat ini, kekerasan dalam sekolah kerap kali terjadi, tak hanya dilakukan oleh guru, kakak seniorpun kadang masih berbuat ulah “kasar” pada adik-adiknya. Contohnya: saya dulu pernah mengalami orientasi siswa, saya dibentak-bentak hanya karena saya salah memakai seragam! “CIH!” menjengkelkan sekali kakak senior itu! Pikirku dan kemudian saya tidak mau mengikuti orientasi lagi. Ternyata, selang satu sampai dua tahun kemudian, adek kelas saya sampai ada yang shock gara-gara bajunya dirobek-robek sama seniornya! Waaaah malah lebih parah!
Dulu, saya percaya, tempat pendidikan, baik les-lesan, sekolah, kampus adalah tempat pendidikan yang baik untuk seseorang, kami akan dididik dengan baik, sabar, dan lingkungan yang ramah bahkan kami akan merasa aman setelah kami keluar dari wilayah rumah.
Namun TIDAK! TIDAK! TIDAK!
Sekarang tidak ada lagi tempat seperti itu! Guru-guru beringas! Kakak-kakak senior ganas! Mereka hanya bisa menindas orang-orang yang harusnya butuh perlindungan!
Sekarang saya tidak setuju dengan adanya sekolah, walaupun mutunya terjamin tapi guru-gurunya bermasalah, saya berpikir, apa salahnya home-schooling kalau ternyata home-schooling juga mendapatkan sertifikat resmi dari pemerintah dan dijamin kehidupannya kelak. Belajar itu tak harus resmi! Apalagi kalau sudah belajar resmi, eh malah dianiaya di sekolah! Banyak guru tak bermoral sekarang, mereka mengajarkan kekerasan! Jadi murid tak patut disalahkan bila sewaktu-waktu berubah menjadi seorang anak yang nakal dan susah diatur, karena panutan mereka tak jauh berbeda dengan sifat murid-murid itu.
Masih ingatkah peribahasa “GURU KENCING BERDIRI, MURID KENCING BERLARI?” ya, murid akan mencontoh semua perbuatan gurunya bahkan perbuatan buruk sekalipun karena guru adalah panutan murid saat sekolah. Jadi tak salah kan kalau saya mengatakan “GURU PUKUL PUNGGUNG MURID, MURID PUKUL KEPALA GURU” atau kalau saya mengatakan “GURU BAKAR MURID, MURID BAKAR RUMAH GURU”
Yang kedua, saya akan mengkritik tentang orientasi siswa, tentang orientasi siswa yang saya lihat di sekolah-sekolah SMP kemaren (karena adik dan ponakan saya juga tahun ini masuk SMP), orientasi mereka sudah bagus, tidak ada unsur kekerasan dan penekanan disana, HANYA SAJA orientasi di kampus? Apa penting dengan menggunakan sistem bentak-bentakan? Wah wah tidak LOGIS sama sekali! Bahkan ada yang mengancam, kalau tidak ikut orientasi tidak akan diterima di perguruan tinggi! What????? Memangnya yang punya kampus kakek loe kak?
Yaah… kalau orientasi itu yang wajar-wajar saja laaah, menyiksa sesama makhluk hidup itu perbuatan yang tidak terpuji… menyiksa hewan saja dilarang, apalagi menyiksa sesama manusia. Tak ada gunanya…
Saya jadi heran dengan pendidikan saat ini, apa semuanya mengajarkan kekerasan? Wajar saja sekarang anak-anak berani membantah orangtuanya karena lingkungan mereka adaah lingkungan kekerasan!
Well, timbul pertanyaan pada benak saya mengingat baru saja kemarin ini hari pahlawan, APAKAH PAHLAWAN TANPA TANDA JASA ITU MASIH ADA?
Seharusnya guru adaah pahlawan tanpa tanda jasa, mereka dengan ikhlas menolong murid-muridnya bukan malah menyiksanya, tapi kemanakah PAHLAWAN TANPA TANDA JASA yang asli itu?
APA ADA YANG TAHU JAWABANNYA???