7 HARI TANTANGAN MENULIS BASABASI STORE ( LINE : @zog5070k )
DAY 2 : Secuil Kisah Kebersamaan Bersama Teman - Teman
Hai! Nichi kembali dengan tantangan hari kedua! Kembali aku ucapkan terima kasih kepada Basabasi Store yang mengadakan event ini, karena tantangan ini membuatku kembali mengulas kenangan masa lalu.
Tantangan kali ini adalah menceritakan kisah kebersamaan bersama teman-teman. Menurutku tantangan ini mudah! Hal yang tersulit adalah mengulang kembali kebersamaan itu.
Aku hidup bersama teman-temanku selama 6 tahun di sebuah pondok pesantren di Bangil - Pasuruan. Jika orang- orang menilai pondok pesantren itu kolot, ndeso, alim, dan sebagainya, itu tidak ada dalam pikiranku! Walau yah... seluruh penghuni pondok pesantren adalah perempuan, laki-laki dilarang masuk. Selama di pondok, kami tidak diperbolehkan menggunakan ataupun membawa barang elektronik kecuali setrika listrik, tapi apa yang kami lalui jauh lebih berharga daripada barang-barang elektronik yang sekarang tren di kalangan para siswa.
Pagi-pagi sekali kami memulai hari dengan bangun untuk sholat subuh berjama'ah di masjid, selepas itu kami sudah bebas melakukan kegiatan apapun. Ada yang mengantri mandi, santri petugas dapur menyiapkan sarapan, ada yang memasak air panas untuk minum susu, tetapi aku lebih memilih untuk tidur. Aku juga punya teman yang kebiasaan pagi harinya sama sepertiku saat itu, namanya Riri. Dia satu dari beberapa teman baikku dan kami memiliki kebiasaan yang hampir sama. Aku bangun saat mendekati jam masuk sekolah karena aku tahu saat itu pasti antrian kamar mandi sudah sepi. Oh ya, pernah suatu ketika pondok kami kekeringan, air kran mati dan persediaan air kamar mandi hanya cukup untuk beberapa orang saja, jadilah hampir seluruh penghuni pondok tidak mandi saat pergi ke sekolah. Aku juga pernah seperti itu. Malu? Tidak! Sudah atau belum mandi juga tidak ada bedanya. Sepulang sekolah barulah mandi karena persediaan air kembali melimpah.
Aku dan teman-temanku pergi ke sekolah dengan berjalan kaki karena sekolah kami 1 komplek dengan pondok pesantren. Berangkat bersama-sama dengan wajah yang cerah. Kami jelas membawa buku pelajaran, tapi tidak semua membawa tas. Aku kadang hanya menenteng buku di tangan, bahkan ada juga yang menggunakan kantong plastik hitam sebagai tas. Kalau ada kesempatan, aku dan teman-temanku satu-persatu membawa teh dan makanan ringan. Contohnya; aku membawa biskuit, Riri membawa teh, Laily membawa gabin, Hera membawa roti, Hana membawa makanan yang lain, kami duduk bersama di lapangan sebelum bel masuk berbunyi dan saling berbagi makanan juga cerita. Walau satu pondok, tetapi kami tidak berada di kamar yang sama, maka tiap hari selalu ada kisah baru untuk diceritakan.
Sepulang sekolah kami sholat dhuhur berjama'ah di masjid, setelah itu makan siang. Makan siang kami seadanya, nasi putih dengan kuah sayur dan tahu tempe sebagai lauknya, tidak lupa pula dengan kerupuk. Biasanya aku makan bersama Riri, kalau tidak ada piring, baskom pun jadi. Kami makan di satu wadah yang sama, kadang tidak hanya aku dan Riri saja, ada beberapa teman dekat kami yang ikut bergabung. Kami makan diselingi dengan canda dan tawa hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya.
Di sore hari selepas sholat ashar seluruh santri diwajibkan belajar mulai pukul 4 hingga 5 sore, dan itu hukumnya wajib! Kalau ada satu santri yang ketahuan tidak memegang buku, maka akan dikenakan hukuman. Aku berkumpul dengan temanku Riri, Laily, Hera, Hana dan beberapa teman lainnya. Kelihatan seperti sedang diskusi kelompok, tetapi sebenarnya kami kembali bercanda dan berbincang-bincang, walau memang sih ada saat dimana kami benar-benar belajar.
Setelah kegiatan wajib belajar, kembali diperbolehkan melanjutkan aktivitas lain. Kalau ada cucian menumpuk, aku menggunakan waktuku untuk mencuci. Mencuci pakaian pun tidak terasa jenuh karena aku bersama temanku. Kami saling bantu, jadi pekerjaan apapun pasti tidak terasa berat.
Setelah sholat magrib berjama'ah, ada acara mengaji bersama, setelah acara mengaji, kami makan malam. Menu makan malam nih yang sering kali menjadi rebutan santri, bergantian dari ayam, ikan, sampai daging sapi dan rasanya lezat!
Setelah makan malam, kami sholat isya' berjama'ah di masjid, setelah itu kembali waktu bebas.
Oh ya, ada saat dimana pengurus pondok akan mengadakan acara menonton televisi bersama. Hanya 1 televisi layar cembung berukuran 21" yang ditonton seluruh penghuni pondok pesantren di aula. Film yang kami tonton biasanya dari penyewaan kaset DVD dan dengan kriteria tertentu seperti tidak mengandung kekerasan dan tidak ada unsur pornografi. Acara itu biasanya diadakan 1 hingga 2 malam, 1 malam hanya memutar 3 kaset berdurasi 1 - 2 jam. Acara menonton film yang diadakan 1 bulan sekali bagiku sudah sangat beruntung karena biasanya sangat jarang! Pada kesempatan menonton film, aku antusias untuk datang awal, karena kalau datang terakhir akan kebagian tempat di belakang saja. Jangan bayangkan hal ini sangat tidak enak ya... aku sangat menikmatinya! Nonton sendirian di rumah itu sudah biasa dan sangat membosankan, berbeda dengan menonton bersama lebih dari 100 orang dalam satu aula sederhana yang akan bersorak ramai saat ada adegan seru dan menangis bersama saat adegan sedih.
Waktu pertama kali masuk pondok pesantren memang berat, jauh dari orangtua, tidur dengan teman-teman, makan seadanya, namun lambat laun waktu 6 tahun menjadi terasa begitu singkat hingga aku ingin sekali mengulanginya. Teman-teman yang sudah menemaniku selama di pondok pesantren, mereka ada saat aku senang, berbagi canda dan tawa, berbagi duka saat rindu dengan orangtua, bahkan mereka juga merawatku dengan sangat baik saat aku sakit, menyuapiku makan dan menyiapkan obat, kadang membuatkan teh hangat - hal kecil yang terasa begitu istimewa - ucapan terima kasih dan cindera mata tak cukup untuk membalas mereka. Apapun barang berharga di dunia ini tidak bisa menggantikan waktu yang telah kugunakan bersama teman-teman.
Sekarang sudah hampir 8 tahun waktu berlalu dan kebersamaan itu masih kuingat dengan jelas bahkan sampai masuk ke dalam mimpi. Sayangnya kami sudah punya kesibukan masing-masing dan rumah kami sangat jauh antara satu dengan yang lain, sangat sedikit kesempatan untuk kami bertemu lagi dan mengulang kembali masa lalu.
Dear my best friends; Mentari Wulan Andienny, Laily Maulidatul Himmah, Syahiratus Sadidah, Hana Rizkia Putri and my other best friends, i miss you so much. Sure we will met again someday, and thank you for your precious time with me. (Ups, untuk yang kusebut namanya, maaf ya~ tapi jangan baper loh! Aku juga minta maaf untuk yang tidak kusebut namanya)
Itu kisah yang tidak bisa kusebut secuil, karena untuk menceritakan kisah kebersamaan bersama teman-temanku sangatlah panjang hingga tak sanggup lagi dituliskan dengan kata-kata.
DAY 2 : Secuil Kisah Kebersamaan Bersama Teman - Teman
Selasa, 25 Juli 2017
Diposting oleh Nimaz di 13.11
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar